Kamis, 11 Agustus 2011

Pemeriksaan Kesuburan Wanita Segala Umur

Pemeriksaan Kesuburan Wanita Segala Umur
Pemeriksaan ibu hamil (88db.com)

Untuk pertama kalinya peneliti dari St. Andrews University, Inggris, membuat tabel tingkat kesuburan dari hormon pada perempuan di segala usia. Temuan ini bisa jadi revolusi dalam hal keluarga berencana.

Itu karena tabel juga mampu memprediksi kapan seorang wanita mulai memasuki masa menopause. Pada akhirnya, juga dapat menunjukkan berapa lama seorang wanita dapat menunda memiliki anak.

Hal ini juga dapat menghemat biaya dengan memprediksi keberhasilan pembuahan buatan atau fertilisasi in vitro. Penelitian yang dilakukan secara bersama antara ilmuwan dari Universitas Glasgow dan Universitas Edinburgh pada 3200 wanita sehat menunjukkan secara akurat bagaimana rentang kesuburan berubah sesuai usia.

Peneliti mengklaim mereka bisa menggunakan tabel tersebut sebagai sebagai patokan untuk mengukur orang lain. Termasuk menunjukkan di usia berapa seorang wanita akan memasuki masa menopause dan berapa lama lagi mereka akan tetap subur.

"Sudah diketahui bahwa tingginya tingkat hormon kesuburan sangat berperan dalam proses untuk pembuahan. Tetapi kita mengetahuinya secara statistik. Penelitian ini membuat kita bisa mengetahui level kesuburan," kata Tom Kelsey, profesor ilmu komputer, yang membantu penelitian ini, seperti dikutip dari Telegraph.co.uk.

Perempuan dilahirkan dengan suplai telur terbatas, rata-rata antara satu hingga dua juta. Saat tak dibuahi, telur ini akan terbuang setiap bulannya melalui proses menstruasi, hingga memasuki menopause.

Kemampuan seorang wanita untuk hamil akan berkurang secara substansial setelah usianya memasuki pertengahan 30an, meskipun hal ini bisa berbeda-beda pada tiap individu. Penelitian terbaru ini berusaha mengukur level hormon anti-Mullerian (AMH), yang merefleksikan aktivitas ovarium dan bisa memberikan estimasi pasokan telur atau ovum didalamnya.

"Memprediksi berapa lama lagi masa kesuburan wanita sangat penting, tampaknya AMH bisa membantu hal ini," kata Richard Anderson, profesor pengobatan reproduksi dari Universitas Edinburgh.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates