Selasa, 30 Agustus 2011

Benarkah Jatuh Cinta Membuat Jatu Sakit?

Benarkah Jatuh Cinta Membuat Jatu Sakit?

Jatuh cinta (doc.Corbis)


Efek jatuh cinta sama dengan obat-obatan terlarang, seperti kecanduan.

Jatuh cinta mungkin membuat Anda senang, dan selalu tersenyum. Tetapi tahukah ketika Anda sebenarnya jatuh sakit saat mengalami fase 'mabuk kepayang'. Bahkan, menurut Rae Padilla Francoeur, penulis buku 'Free Fall: A Late-in-Life Love Affair' beberapa orang merasa sakit kepala dan berat badannya menurun saat jatuh cinta.

"Tidak bisa tidur selama berhari-hari, denyut jantung lebih cepat dan tidak dapat berkonsentrasi atau makan. Aku lebih bahagia dari sebelumnya secara emosional, meskipun aku tidak bisa makan dan merasa gemetar sepanjang waktu," kata Francoeur, seperti dikutip dari dari today.msnbc.msn.com

Semua hal itu dialami sendiri oleh Francoeur saat ia bertemu dengan pasangannya saat ini. Para ilmuwan sebelumnya memang telah mempelajari bahwa neurotransmiter yang terdiri dari phenethylamine, dopamin, norepinefrin dan oksitosin, akan 'bekerja keras' ketika kita jatuh cinta.

Bisa dikatakan hal itu adalah 'ramuan cinta' yang kuat dan dikeluarkan ketika kita merasa tertarik pada seseorang. Fungsinya seperti amfetamin, yang mengangkat suasana hati, membuat indera lebih wasapada dan membantu kita membangun ikatan dengan orang lain.

"Efek jatuh cinta pada otak sama dengan ketika mengonsumsi obat-obatan terlarang, seperti kecanduan," kata Ethlie Ann Vare, penulis buku 'Love Addict: Sex, Romance, and Other Dangerous Drugs'.
Anda ingin tahu 'penyakit' apa saja yang dialami saat jatuh cinta? Intip saja lima gangguan berikut, yang mungkin saat ini sedang Anda alami.

1. Sulit tidur
Memiliki masalah tidur adalah akibat langsung dari dopamin terlalu banyak dan norepinefrin. "Anda berada dalam kecepatan tinggi," kata Dr Helen Fisher, penulis 'Why Him, Why Her?' yang juga peneliti terkemuka di Rutgers University.

Inilah sebabnya mengapa Anda memiliki begitu banyak energi, mengapa wajah Anda memerah. Termasuk alasan Anda bisa tetap semangat berbicara dan berjalan-jalan dengannya selama berjam-jam.

2. Sulit makan
Francoeur mendeskripsikan kondisi yang dialaminya ketika jatuh cinta. Ia memesan banyak makanan tapi saat mengunyah ia merasa kesulitan. Kondisi ini menurut Dorothy Tennov, seorang psikolog, diistilahkan sebagai 'limerence'.
Limerence digambarkan sebagai tahap tergila-gila, sifatnya obsesif, mengganggu, memungkinkan Anda melupakan teman, keluarga, bahkan diri sendiri ketika memiliki pasangan baru. Untungnya, studi menunjukkan bahwa perasaan yang sangat kuat ini hanya berlangsung antara enam bulan sampai dua tahun.

3. Sulit konsentrasi

Anda mungkin merasa berpikir dengan sangat logis, tetapi sebenarnya Anda tidak bisa memikirkan apa pun kecuali dirinya, saat jatuh cinta. Ini adalah 'ulah' dopamin yang membuat Anda mengalami fokus obsesif. Hal ini mengingat hubungan cinta yang romantis adalah sebuah obsesi. Anda tidak dapat berhenti memikirkan seseorang. Sehingga,konsentrasi pada hal lain selain dirinya menjadi agak sulit.

4. Dada merasa tertekan
"Saat orang mengalami tekanan pada dada kemungkinan ia dalam kondisi panik. Faktanya, jatuh cinta terkait dengan sirkuit otak yang berperan dalam menciptakan rasa panik dan kecemasan," kata Fisher.

5. Mual dan terasa pening

Sebagian besar dari kita memiliki perasaan mual atau gugup saat bertemu dengan pria incaran. Fisher menjelaskan mual pada perut juga mungkin Anda alami ketika akan menjalani ujian, wawancara kerja atau saat naik panggung.

Pelepasan norepinefrin, dopamin dan kortisol, saat jatuh cinta ini, mengalihkan darah dari usus dan memberi Anda perasaan mual pada perut. Bahkan pada beberapa orang juga disertai rasa sakit kepala. Jadi, berhati-hatilah karena Anda bisa jatuh sakit saat jatuh cinta.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates